KOMISIONER KPU KALIMANTAN UTARA

Foto bersama Komisioner KPU dan sekretaris Kalimantan Utara 2015-2019

I'M JOURNALIST, NOT YOUR ENEMY

Menjadi seorang jurnalis Televisi adalah pengalaman yang sangat luar biasa, terimakasih Publik Khatulistiwa Televisi (PKTV) dan IJTI Kaltim

MENDIDIK ADALAH KEWAJIBAN

Sebuah perjalanan dan kehormatan dapat mengabdikan diri menjadi tenaga pengajar dan waka kesiswaan di SMK Manahijul Huda Pati

LIPUTAN ADALAH HOBI

Memberikan sebuah fakta kepada masyarakat melalui layar kaca adalah sebuah kepuasan batin tersendiri

BERKIBAR PANJI GERAKAN

Pergerakan merupakan gerakan dari titik yang tidak baik menuju baik, dari yang baik menuju yang lebih baik...tidak stagnan

"TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, SEMOGA BERMANFAAT...!! SALAM"

Sabtu, 04 April 2015

SENSASI LONG BELUAH DAN PESTA DEMOKRASI KALTARA


“Dimana Long Beluah?” Tentunya kebanyakan orang akan bertanya demikian, ketika melihat identitas tempat tanggal lahir yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP) seseorang. Sebab, tak ada Kabupaten atau Kota bernama Long Beluah di republik ini. Beberapa KTP yang ada di Provinsi Kalimantan Utara, masih mencantumkan Long Beluah sebagai salah satu tempat tanggal lahir yang tertera di identitas kependudukan KTP. Tentunya kita tahu, umumnya tempat tanggal lahir yang tertera di KTP kebanyakan menyebutkan sebuah kota atau kabupaten tempat orang tersebut dilahirkan. Salah satu KTP unik tersebut dimiliki salah satu sahabat komisioner di KPU Kalimantan Utara, Suryanata Al-Islami yang tercantum tempat tanggal lahir, Long Beluah.

Masyarakat lokal menyebut Long Beluah ini sebagai “Bhayangkara”. Pada tahun 80-an, daerah ini dikenal sebagai salah satu sentral industri besar pabrik kayu lapis yang berada di Pulau Kalimantan. Desa kecil yang damai, semacam “Rumah Bahagia-nya Master Elrond di Epos LOTR-nya JRR. Tolkien” ini tepatnya di Kecamatan Tanjung Palas Barat Kabupaten Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Sebuah desa, dimana menjadi tempat pohon besar tumbuh dan pagi yang berkabut (kabut pagi tentunya bukan kabut asap karena hutan kita dibakar). Disaat siang tanpa sinetron, telenovela, infotainment, dan berita konflik para politisi atau berita begal yang lagi marak. Tak lain karena tak ada listrik disat siang, listrik hanya dapat dinikmati selama 12 jam sehari, disaat desa menyapa gelap pada pukul 6 sore dan akan mati secara otomatis pada pukul 6 pagi. Itupun masih mengandalkan ketersediaan BBM untuk menghidupkan pembangkit listrik yang ada. Tentunya bisa dibayangkan, disaat harga BBM naik, tentunya biaya operasional untuk listrik ini juga akan naik. Sangat ironis, karena sumber energy yang ada direpublik ini sebagian besar dipasok dari pulau yang menjadi jantung paru-paru dunia ini, Kalimantan.

Menuju Long Beluah, perjalanan menggunakan Speed Boat menelusuri  sungai Kayan Bulungan yang memakan waktu sekitar 1,5 jam dari pusat ibu kota provinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor. Suasana alam yang eksotis, segar dan sejuk dapat anda temukan dalam perjalanan menuju Long Beluah. Di kanan kiri sungai akan dijumpai hamparan pepohonan, tebing, serta beberapa perkampungan penduduk lokal. Inilah sebabnya mengapa kawasan ini menjadi destinasi favorit saya sejak hijrah di pulau Kalimantan. Jika orang sekarang menyebut menikmati segarnya udara desa, dengan pepohonannya yang teduh, dengan gemericik air yang jernih, kicau burung dan suara alam sebagai hiburan, maka dalam situasi yang demikianlah saya menggambarkan desa yang sangat heterogen dan multikultur ini. Dimana penduduknya multi etnis (suku dayak sebagai penduduk asli) yang hidup berdampingan dan penuh dengan kehangatan kekeluargaan. Dengan kisaran penduduk sekitar 500 orang. Selain, lewat jalur sungai tersebut, akses menuju Long Beluah dapat juga dicapai melalui jalan darat, namun kondisi jalannya kurang begitu baik. Dan tentunya, Long Beluah ini merupakan salah satu daerah diantara ratusan daerah lain di Kalimantan yang belum maksimal tersentuh distribusi pembangunan di rebuplik ini.

Momentum politik pilkada langsung serentak di provinsi paling muda Kalimantan Utara (Kaltara) ini, akan dilaksanakan pada bulan Desember 2015 mendatang, diharapkan akan membawa perubahan yang baik terhadap perbaikan infrastruktur dan kesejahteraan bagi masyarakat. Kalimantan Utara yang merupakan Daerah Otonomi Baru (DOB) berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012. Provinsi ke-34 ini merupakan hasil pemekaran wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang terdiri dari 1 kota dan 4 kabupaten; Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung. Dimana, pada tahun ini akan melaksanakn hajatan politik pemilihan gubernur dan wakil gubernur provinsi Kalimantan Utara, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Bulungan, Tana Tidung, Nunukan dan Malinau. 

Tentunya momentum politik ini diharapkan akan membawa dampak positif bagi masyarakat Kaltara. Siapapun pemimpin yang dihasilkan dari pesta demokrasi ini, dapat membawa perubahan yang signifikan bagi Kaltara. Para pemimpin ini tentunya diberi wewenang untuk mengelola sumber daya lokal yang dimiliki Kaltara, untuk membuat rakyatnya menjadi lebih sejahtera sesuai dengan yang telah diamananatkan oleh undang-undang. Para pemimpin dipilih dan diberi kepercayaan untuk memimpin rakyat agar lebih sejahtera dan membangun daerah menjadi lebih maju baik dari segi ekonomi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan dll. Di tangan para pemimpin itulah ditentukan bagaimana masa depan rakyat, dan di pundak para pemimpin itu juga digantungkan harapan-harapan rakyat yang dipimpin. Tentunya, masa depan Kaltara ada pada kita, Dari Kita, Oleh Kita dan Untuk Kita… Selamat datang pesta demokrasi, dan gunakan hak pilih kita sebaik-baiknya….!!  Salam

Tanjung Selor, 5/5/2015 (02.15 am)



CATATAN RULLY