“Dimana Long Beluah?” Tentunya
kebanyakan orang akan bertanya demikian, ketika melihat identitas tempat
tanggal lahir yang ada di Kartu Tanda Penduduk (KTP) seseorang. Sebab, tak ada
Kabupaten atau Kota bernama Long Beluah di republik ini. Beberapa KTP yang ada
di Provinsi Kalimantan Utara, masih mencantumkan Long Beluah sebagai salah satu
tempat tanggal lahir yang tertera di identitas kependudukan KTP. Tentunya kita
tahu, umumnya tempat tanggal lahir yang tertera di KTP kebanyakan menyebutkan
sebuah kota atau kabupaten tempat orang tersebut dilahirkan. Salah satu KTP
unik tersebut dimiliki salah satu sahabat komisioner di KPU Kalimantan Utara,
Suryanata Al-Islami yang tercantum tempat tanggal lahir, Long Beluah.
Masyarakat lokal menyebut Long
Beluah ini sebagai “Bhayangkara”. Pada tahun 80-an, daerah ini dikenal sebagai
salah satu sentral industri besar pabrik kayu lapis yang berada di Pulau Kalimantan.
Desa kecil yang damai, semacam “Rumah Bahagia-nya Master Elrond di Epos
LOTR-nya JRR. Tolkien” ini tepatnya di Kecamatan Tanjung Palas Barat Kabupaten
Bulungan Provinsi Kalimantan Utara. Sebuah desa, dimana menjadi tempat pohon
besar tumbuh dan pagi yang berkabut (kabut pagi tentunya bukan kabut asap karena
hutan kita dibakar). Disaat siang tanpa sinetron, telenovela, infotainment, dan
berita konflik para politisi atau berita begal yang lagi marak. Tak lain karena
tak ada listrik disat siang, listrik hanya dapat dinikmati selama 12 jam
sehari, disaat desa menyapa gelap pada pukul 6 sore dan akan mati secara
otomatis pada pukul 6 pagi. Itupun masih mengandalkan ketersediaan BBM untuk
menghidupkan pembangkit listrik yang ada. Tentunya bisa dibayangkan, disaat
harga BBM naik, tentunya biaya operasional untuk listrik ini juga akan naik. Sangat
ironis, karena sumber energy yang ada direpublik ini sebagian besar dipasok
dari pulau yang menjadi jantung paru-paru dunia ini, Kalimantan.
Menuju Long
Beluah, perjalanan menggunakan Speed Boat menelusuri sungai Kayan Bulungan yang memakan waktu sekitar
1,5 jam dari pusat ibu kota provinsi Kalimantan Utara, Tanjung Selor. Suasana
alam yang eksotis, segar dan sejuk dapat anda temukan dalam perjalanan menuju
Long Beluah. Di kanan kiri sungai akan dijumpai hamparan pepohonan, tebing,
serta beberapa perkampungan penduduk lokal. Inilah sebabnya mengapa kawasan ini
menjadi destinasi favorit saya sejak hijrah di pulau Kalimantan. Jika orang sekarang menyebut menikmati segarnya
udara desa, dengan pepohonannya yang teduh, dengan gemericik air yang jernih,
kicau burung dan suara alam sebagai hiburan, maka dalam situasi yang
demikianlah saya menggambarkan desa yang sangat heterogen dan multikultur ini. Dimana
penduduknya multi etnis (suku dayak sebagai penduduk asli) yang hidup berdampingan
dan penuh dengan kehangatan kekeluargaan. Dengan kisaran penduduk sekitar 500
orang. Selain, lewat jalur sungai tersebut, akses menuju Long Beluah
dapat juga dicapai melalui jalan darat, namun kondisi jalannya kurang begitu baik.
Dan tentunya, Long Beluah ini merupakan salah satu daerah diantara ratusan
daerah lain di Kalimantan yang belum maksimal tersentuh distribusi pembangunan
di rebuplik ini.
Momentum politik pilkada langsung serentak di provinsi paling
muda Kalimantan Utara (Kaltara) ini, akan dilaksanakan pada bulan Desember 2015
mendatang, diharapkan akan membawa perubahan yang baik terhadap perbaikan
infrastruktur dan kesejahteraan bagi masyarakat. Kalimantan Utara yang merupakan Daerah
Otonomi Baru (DOB) berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2012. Provinsi ke-34 ini
merupakan hasil pemekaran wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang terdiri dari 1
kota dan 4 kabupaten; Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau,
Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Tana Tidung. Dimana, pada tahun ini akan
melaksanakn hajatan politik pemilihan gubernur dan wakil gubernur provinsi Kalimantan
Utara, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Bulungan, Tana Tidung,
Nunukan dan Malinau.
Tentunya momentum politik ini diharapkan akan membawa dampak positif
bagi masyarakat Kaltara. Siapapun pemimpin yang dihasilkan dari pesta demokrasi
ini, dapat membawa perubahan yang signifikan bagi Kaltara. Para pemimpin ini
tentunya diberi wewenang untuk mengelola sumber daya lokal yang dimiliki Kaltara,
untuk membuat rakyatnya menjadi lebih sejahtera sesuai dengan yang telah
diamananatkan oleh undang-undang. Para pemimpin dipilih dan diberi kepercayaan
untuk memimpin rakyat agar lebih sejahtera dan membangun daerah menjadi lebih
maju baik dari segi ekonomi, infrastruktur, kesehatan, pendidikan dll. Di
tangan para pemimpin itulah ditentukan bagaimana masa depan rakyat, dan di
pundak para pemimpin itu juga digantungkan harapan-harapan rakyat yang
dipimpin. Tentunya, masa depan Kaltara ada pada kita, Dari Kita, Oleh Kita dan
Untuk Kita… Selamat datang pesta demokrasi, dan gunakan hak pilih kita
sebaik-baiknya….!! Salam
Tanjung Selor, 5/5/2015 (02.15 am)
0 komentar:
Posting Komentar