"TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA, SEMOGA BERMANFAAT...!! SALAM"

Senin, 17 Oktober 2011

Sang Bidadari Surga?

foto : kuswanto
Seperti biasa, setelah lelah beraktifitas seharian, melihat Indonesia dari layar televisi menjadi hiburan tersendiri. Dari channel televisi ke channel yang lain, tayangannya hampir sama, menunjukkan kegagahan aparat kepolisian dalam melumpuhkan mereka yang diduga “teroris”. Bahkan salah seorang ber-topi dengan pistol ditangan --menurutku intel kepolisian-- mengatakan telah menembak mati “sang teroris” tepat dikepala. Beberapa pengamat di televisi berpendapat bahwa pola aksi yang dilakukan para “teroris” ini berbeda dengan sebelumnya, yang melakukan aksi teror dengan bom bunuh diri. Meraka yang dilumpuhkan adalah para teroris yang mempersenjatai diri dengan berbagai senapan dan pistol otomatis. Selain itu, polisi juga menjadi salah satu target yang mereka bidik. Belakangan, dari kedua belah pihak didapati jatuh banyak korban. Seakan-akan beberapa kejadian pertarungan antara “polisi versus teroris” menunjukkan aksi saling balas.
Melihat tayangan berita tersebut, mengingatkanku pada pengakuaan salah satu pelaku aksi pengeboman di ibu kota. Mereka menyebutnya “Jihad”. Disisi yang lain, banyak pihak yang menyebut sebagai aksi teror yang sangat keji. Mereka rela mati dengan bayangan akan mendapatkan imbalan penuh kenikmatan di surga. Salah satunya adalah hadirnya bidadari-bidadari cantik surga. Tentunya, sebuah harga yang pantas untuk mereka dapatkan, rela mati hanya untuk memperjuangkan apa yang mereka yakini sebuah kebenaran. Pertanyaannya, bayangan bidadari seperti apa yang akan mereka dapatkan? Mungkinkah para penafsir kurang tepat dalam menafsirankan ayat-ayat Tuhan? 
Memang, dalam al-Qur’an banyak sekali kita jumpai ayat-ayat yang menghubungkan antara jihad dengan pahala yang besar di sisi Allah, dan dalam konteks “refressing”, Allah menjanjikan iming-iming dengan surga beserta gambaran-gambaran yang menyejukkan, seperti gunung atau bukit yang menghijau, mengalir di bawahnya sungai-sungai, baik air, madu dan susu; dan tidak ketinggalan di tengah taman yang indah itu terdapat bidadari-bidadari yang sangat cantik yang selalu siap melayani. Semua itu bermuara pada kesejukan, kelezatan, kenikmatan, dan kepuasan. Dan deskripsi bidadari yang ada dalam benak umum masyarakat Islam adalah bermuara pada pengertian wanita cantik dan shalihat secara fisik.
Penyebutan “bidadari” dalam al-Quran memakai konsep kunci “h}ūr un ‘īn”, dan secara umum diberi makna sebagai “bidadari”. Oleh para ulama, umumnya ia dipahami sebagai sesosok wanita yang sangat cantik jelita, seperti yang digambarkan juga oleh ulama Indonesia, A. Mudjab Mahalli dalam bukunya Muslimah dan Bidadari. Bayangan akan “sosok cantik” tersebut tentunya relatif dalam penggambaran masing-masing ulama. Tentu saja model “membayangkan” ini, menjadi agak kontroversial jika dihadapkan dengan konsep teologis bahwa surga –bidadari menjadi salah satu elemen penting di dalamnya- tidak bisa dibayangkan.
Untuk sebuah surga yang kontroversial ini telah membuat mereka berani mati melakukan aksi bom bunuh diri dan semacamnya. Sebuah aksi yang memakan banyak korban nyawa, menjadikan anak yatim-piatu dan meninggalkan cacat fisik seumur hidup bagi para korban. Tentunya, apa yang mereka lakukan telah menjadikan banyak orang mengalami tauma berkepanjangan. Lebih parahnya, teror yang mereka lakukan bersembunyi atas nama agama.
Untuk mereka yang rela mati bunuh diri melakukan serangkaian aksi “teror”, yang menurutnya “Jihad” demi sebuah kenikmatan surga dan bidadari-bidadari cantik surga. Sudahkah mendapatkan-Nya?
Chairulizza

0 komentar:

Posting Komentar

CATATAN RULLY