Penjajahan
di seluruh dunia harus segera di hapuskan. Ya, seperti yang dialami India, selama
bertahun-tahun telah mengalami penjajahan bangsa Inggris dan telah
mengakibatkan penderitaan rakyat India dalam segala bidang kehidupan. Berbagai
bentuk ketidakadilan, penindasan dan diskriminasi telah diterima oleh rakyat
India yang tidak berhak atas harkat, kebebasan dan perlindungan hukum. Dengan
merujuk kenyataan ini, konon Mahatma Gandhi merespon fenomena masyarakat tersebut
dengan ajarannya tentang ahimsa. Sebuah
semangat untuk memperbaiki kondisi rakyat India, sekaligus untuk memerdekakan
India dari penjajahan bangsa Inggris melalui jalan tanpa kekerasan. Dengan
ajarannya tersebut, ia menawarkan solusi menyeluruh pada penyadaran manusia
untuk lebih mengenal dirinya, karena menurutnya dalam ahimsa tercakup toleransi, kesabaran, rendah hati dan cinta akan
kebenaran.
Ahimsa berarti kesadaran besar bahwa semua yang hidup barulah
mencapai arti setinggi-tingginya apabila di dalam cinta. Dendam, kejahatan dan
kekejaman tidak lain adalah pelanggaran terhadap hukum-hukum alam asli. Pasrah
terhadap perasaan-perasaan ini berarti memalingkan diri dari tata tertib
ketuhanan. Ahimsa menuntut untuk
melimpahkan kebaikan dan keridlaan kepada setiap mahluk yang hidup, dengan
tenang membiarkan tiap-tiap kejahatan dan membalas kedzaliman dengan cinta. Gandhi menuntut kepada setiap orang
untuk mengasihi setiap mahluk yang hidup. Secara negatif ahimsa diartikan sebagai suatu penghindaran untuk melukai atau
membunuh apa pun yang ada di atas bumi, baik dalam perkataan, pikiran maupun
perbuatan. Dengan kata lain bahwa ahimsa
bukan berarti tidak melukai apa pun yang hidup, sebuah status yang pasif; bukan
hanya sekedar untuk memaafkan kejahatan atau melawan kejahatan, berbuat baik
kepada semua ciptaan yang hidup, tidak tanpa kekerasan atau tanpa perlawanan, melainkan ahimsa merupakan suatu ekspresi hati manusia. Secara positif ahimsa berarti cinta yang paling agung,
bahkan mencintai para pelaku kejahatan.
Konsep
Ahimsa Gandhi ini ditujukan kepada
mereka yang mempunyai keteguhan jiwa, bukan kepada mereka yang lemah dan suka
kompromi. Hanya mereka yang mampu mengalahkan ketakutanlah yang sungguh-sungguh
dapat memiliki ahimsa, sehingga
benar-benar ia menjadi orang yang seluruh hidupnya hanya mau berpegang pada
kebenaran atau Satyagraha. Satyagraha merupakan usaha
mempertahankan kebenaran bukan dengan hukuman terhadap diri sendiri. Satyagraha menghendaki mawas diri karena
lawan harus disadarkan dari kesalahannya dengan kesadaran dan simpati. Satyagraha lebih dari sekedar perlawanan
pasif karena menghendaki hubungan yang positif yang terus menerus di antara
lawan dengan satu pandangan menuju perdamaian yang sesungguhnya. Aturan satyagraha harus dimulai dengan
kesabaran, gagasannya adalah mempermalukan lawan bukan dengan cara membalas,
memukul, namun dengan cara meluluhkan hatinya.
Gandhi
terinspirasi oleh pencarian tiada henti terhadap kesempurnaan dan universalitas
cinta. The Kingdom of God is Within You,
karya Tolstoy menguraikan bahwa seluruh pemerintahan didasarkan pada perang dan
kekerasan, dan seseorang bisa menandingi kejahatan-kejahatan ini hanya melalui
perlawanan pasif (resistance passive).
Gagasan ini menimbulkan kesan yang sangat mendalam dalam kehidupan Gandhi.
Dengan The Kingdom of God is Within You
ini Gandhi mendapat dukungan yang meyakinkan atas kepercayaan pada kebenaran
dan tanpa perlawanan, dia juga mendapatkan suatu ungkapan dinamis tentang keindahan
dan kebesaran penderitaan. Penderitaan tidak selalu bersifat dan bernilai
negatif, dengan penderitaan manusia akan terangkat ke taraf keutamaan yang
lebih tinggi. Tolstoy menunjukkan bahwa melalui penderitaan, manusia bisa
membebaskan diri dan menetralisir kekuatan-kekuatan jahat yang ada pada
dirinya.
Buku
lain yang sangat berpengaruh bagi Gandhi bagaimana secara praksis melaksanakan ahimsa dan satyagraha adalah Civil Disobedience karya Henri David
Thoreau. Buku ini membuka mata Gandhi bagaimana ahimsa dapat digunakan dalam menghadapi persoalan-persoalan
politik. Ia juga terkesan oleh kenyataan bahwa manusia tidak pernah dapat
dimasukkan dalam penjara, sebab tidak
ada satu instansi pun yang mampu manahan kehendak seseorang. Thoreau
yakin bahwa kebenaranlah yang akan menang.
Gandhi
telah membuktikan kepada dunia, bahwa rakyat India mampu mencapai kemerdekaan
dari imperialisme Inggris melalui jalan ahimsa.
Sebagai penganut Hindu, Gandhi mengambil term-term agama Hindu dalam hal ini ahimsa sebagai alat untuk melakukan
perlawanan terhadap imperialisme Inggris. Digunakannya ahimsa sebagai
asas dan teknik dalam tindakan politisnya, menjadikan ia berpengaruh. Tindakan
politik Gandhi adalah tindakan spiritual sekaligus untuk memenuhi dharma Hindu.
Tindakannya mempunyai arti, pertama sebagai tindakan pemujaan religius, kedua
sebagai tindakan simbolis dan pendidikan bagi rakyat India untuk merealisasikan
kebutuhan-kebutuhan, dan ahirnya tindakan-tindakan tersebut mempunyai makna
universal sebagai manifestasi dari kebenaran yang mendesak, pembukaan kedok
kepalsuan politik. Cara tanpa kekerasan (cinta) ala ahimsa Mahatma Gandhi ini
tujuannya adalah mengubah, bukan memaksa seseorang supaya takluk. Maka cara ahimsa merupakan jaminan satu-satunya
untuk mencapai kehidupan demokrasi yang sesungguhnya. Chairullizza
Pati,
24 Sepetember 2010
0 komentar:
Posting Komentar